A.
PENDAHULUAN
Pada bagian ini, penulis membahas dan menjelaskan materi Jurnalistik
yang berjudul “Bentuk-Bentuk Tulisan Jurnalistik”. Pada penulisan laporan ini,
penulis menggunakan beberapa buku, diantaranya buku “Teknik Jurnalistik”, “Kiat-Kiat
Menulis”, dan buku yang berjudul “Pengantar Jurnalistik”. Namun, dalam
penulisan ini penulis lebih merujuk pada buku “Teknik Jurnalistik” karangan
Padmono, SK, sebagai pedoman dalam
penulisan makalah.
Secara garis besar, makalah ini berisi
tentang bentuk-bentuk tulisan jurnalistik. Bentuk-bentuk tulisan jurnalistik
dalam buku Padmono SK antara lain adalah berita, artikel, tajuk rencana, kolom,
dan reportase. Masing-masing bentuk
tersebut menjelaskan pengertian, struktur penulisannya, cara penulisan, serta
sebagian jenisnya menjelaskan tentang
jenis-jenis bentuk tulisan tersebut.
B.
Bentuk-Bentuk
Tulisan Jurnalistik
Padmono membagi bentuk-bentuk tulisan jurnalistik
menjadi lima, diantaranya adalah : (1) berita, (2) reportase atau laporan, (3)
feature, (4) artikel, dan (5) kolom. Penjelasan masing-masingnya adalah sebagai
berikut.
1. Berita atau straight news
Tulisan ini berisi laporan langsung yang hanya
memuat fakta kejadian dan surat dengan informasi. Sifat tulisan ini padat,
lugas, singkat, jelas, dan memenuhi unsur
5W+1H.
Berbeda dengan kaidah tulisan yang lain yang isinya
dimulai dari yang tidak penting menuju ke klimaks, berita dimulai dengan fakta
yang paling penting. Selain itu, isi berita merupakan
fakta peristiwa yang benilai berita (news
value), yakni aktual, faktual, penting, dan menarik. Oleh
karena itu, penulisannya tidak mencampuradukkan fakta dengan opini dan sifatnya
beribang.
Struktur berita dikenal dengan piramida terbalik.
Semakin ke bawah tulisan itu, isi atau informasi yang disajikan semakin tidak
penting. Alasan penulisan seperti itu untuk memudahkan penyuntingan atau
pembuangan informasi yang tidak penting karena keterbatasan kolom yang tersedia
di surat kabar dan majalah. Cara menuliskan berita dimulai dengan teras berita.
Teras ini merupakan bagian terpenting
dari seluruh berita karena ia memuat unsur 5W+1H. Kelima W itu ialah
what (apa), who (siapa), where (dimana), when
(kapan), why (mengapa) dan how (bagaimana).
Jenis-jenis teras itu ditulis sesuai dengan
kebutuhan. Bagi masyarakat, sering kali jenis teras yang mengungkapkan apa dari suatu kejadian lebih menarik
dibandingkan dengan jenis teras lainnya, tetapi untuk mengungkapkan suatu
kejadian, siapa yang mengungkapkan
jauh lebih menarik daripada apa yang
diungkapkannya.
Hal lain yang perlu diperhatikan oleh penulis berita
dalam penulisan adalah date-line.
Penulisan date-line mengikuti aturan
masing-masing pada surat kabar. Penulisan date-line
didasarkan pada tempat ditulisnya berita tersebut.
2. Laporan atau reportase
Laporan adalah bentuk berita yang dikembangkan lebih
luas, lengkap, dan terinci mengenai suatu peristiwa. Tulisan ini didasarkan
atas pengamatan langsung atau keterangan orang lain. Oleh karena laporan harus
tetap berpatokan pada 5W+1H dan dilengkapi dengan suasana yang penuh warna atau
nuansa.
Dalam sebuah laporan, semua yang dilihat dapat
dilaporkan sehingga pembaca mendapat gambaran yang benar-benar utuh mengenai
peristiwa tersebut. Namun, yang perlu dihindari dalam penulisan laporan tersebut adalah
penulis atau wartawan tidak boleh memasukkan opininya dalam laporan tersebut.
Cara penulisan laporan pun tidak berbeda dengan
tulisan lainnya, yaitu diawali dengan pendahuluan, pengembangan ,dan kemudian penutup.
3. Feature
Bentuk tulisan feature
atau tuturan lebih lengkap dan terinci
dibandingkan dengan laporan atau berita. Kelengkapan feture terletak pada bumbu
imajinasi penulisnya. Dalam hal ini, opini penulis dapat dikembangkan dan
diramu dengan fakta yang disajikan sehingga tulisannya menjadi menarik dan
berisi. Ia juga bisa berbentuk sindiran. Teknik penulisannya pun tidak berbeda
dengan penulisan umum, yaitu diawali dengan
pendahuluan, pengembangan dan ditutup dengan kesimpulan.
Feature memiliki
enam jenis. Di bawah ini adalah penjelasan mengenai ke enam jenis feature. Penjelasannya adalah sebagai
berikut.
a. Feature
Minat Insani (Human Interest Feature)
Feature
jenis ini terutama dimaksudkan untuk mengaduk-aduk perasaan, suasana hati, dan
bahkan menguras air mata khalayak. Human
interest termasuk yang paling
efektif dalam menyentuh wilayah intuisi, emosi, dan psikologi khalayak yang
anonim dan heterogen. Human interest tak hanya berhubungan dengan manusia. Dunia
flora dan fauna pun termasuk di dalamnya.
b. Feature Sejarah
(Hystorycal Feature)
Feature
sejarah berusaha untuk melakukan
rekonstruksi peristiwa tidak saja dari sisi fakta benda-benda tetapi juga mencakup
aspek-aspek manusiawinya yang selalu mengundang daya simpati dan empati
khalayak.
c. Feature
biografi (Biografical Feature)
Feature
biografi atau tentang riwayat perjalanan hidup seseorang terutama kalangan
tokoh seperti pemimpin pemerintahan dan masyarakat,public figure, atau mereka yang selalu mengabdikan hidupnya untuk
negara, bangsa, atau sesuatu yang bermanfaat bagi peradaban manusia, senantiasa
mendapat tempat yang terhormat di berbagai perpustakaan kampus dan sekolah di
seluruh dunia.
d. Feature
Perjalanan (Travelogue Feature)
Feature
yang mengajak pembaca, pendengar, atau pemirsa untuk mengenali lebih dekat
tentang suatu kegiatan atau tempat-tempat yang dinilai memiliki daya tarik
tertentu, disebut feature perjalanan.
Sesuai dengan namanya, feature
perjalanan merupakan kisah perjalanan wartawan atau seseorang bersama
kelompoknya ke objek-objek tertentu yang menarik seperti hutan, lembah, laut,
danau, pantai, gua, termasuk juga objek-objek wisata peniggalan sejarah. Feature jenis ini terutama dimaksudkan
untuk memberi informasi serta memotivasi khalayak untuk mengenali dan mencintai
alam, flora, dan fauna.
e. Feature
Petunjuk Praktis (How To Do Feature)
Feature
yang menuntun atau mengajarkan tentang bagaimana melakukan atau mengerjakan
sesuatu disebut feature petunjuk praktis atau how to do.
f. Feature
Ilmiah (Scientific Feature)
Feature
yang mengungkap sesuatu yang berkaitan dengan dunia ilmu pengetahuan, disebut feature ilmiah. Feature yang menceritakan kloning domba di Inggris, kisah
penelitian tentang habitat simpanse di Kalimantan, kisah penelitian alam bawah
samudera oleh para ilmuwan LIPI di Jepang, merupakan feature ilmiah yang amat mengasyikkan untuk dibaca, didengar, atau
ditonton. Feature ilmiah biasanya
lebih banyak tampil di televisi daripada di radio dan majalah.
Feature
memiliki lima ciri-ciri. Pertama, Feature
(karangan khas) adalah laporan jurnalistik bergaya sastra (gaya penulisan karya
fiksi seperti cerpen) yang menuturkan peristiwa. Kedua, Isinya penonjolan segi (angle) tertentu dalam sebuah
peristiwa, biasanya unsur yang mengandung segi human interest, yakni
memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu menggugah emosi, keharuan,
simpati, kegembiraan, atau bahkan amarah atau kejengkelan. Ketiga, Mengedepankan unsur hiburan ketimbang informasi. Keempat, Biasanya menggunakan “kata
berona” (colorful word) untuk menambah daya tulisan. Kelima, Jenis-jenis feature antara lain feature
berita (news feature), feature artikel (article feature), tips (how
to do it feature), feature
biografi, feature perjalanan atau
petualangan (catatan perjalanan), dan sebagainya.
4. Tajuk Rencana atau Editoral
Bentuk tulisan ini merupakan ulasan mengenai sesuatu
hal yang penuh makna. Ulasan tersebut merupakan kajian intelektual yang dilakukan
secara intens sehingga mengarah pada suatu kesimpulan yang mengarahkan pembaca
untuk memahami permasalahannya. Dengan demikian, editoral merupakan pendapat
redaksi surat kabar atau majalah.
Ciri-ciri tajuk rencana biasanya berisi: pertama, opini redaksi tentang peristiwa
yang sedang hangat dibicarakan, baik itu aspek social, politik, ekonomi, kebudayaan,
hukum, pemerintahan, atau olahraga bahkan entertainment,
tergantung jenis liputan medianya. Kedua,
ulasan tentang suatu masalah yang dimuat. Ketiga,
topik yang ditulis dalam tajuk rencana berskala nasional maupun internasional. Keempat, tertuang pikiran subjektif
redaksi yang terkait erat dengan kebijakan media yang bersangkutan. Kelima, ditulis secara berkala,
bergantung dari jenis terbitan medianya, bisa harian, atau mingguan, atau dua
mingguan, dan bulanan.
Untuk menuliskan tajuk rencana, seseorang wartawan
yang ditugasi untuk menulisnya harus mempunyai wawasan yang luas. Tidak semua
kejadian dapat diangkat menjadi pokok masalah yang layak dibahas oleh redaksi.
Salah satu ukuran untuk mengangkat persoalan dalam tajuk rencana ialah adanya
aspek khusus yang menonjol yang terkait dengan kepentingan umum atau bangsa.
Teknik penulisan tajuk rencana sama seperti teknik
penulisan umum. Ada bagian pendahuluan, pembahasan, dan penutup atau
kesimpulan. Pendahuluan itu biasanya dimulai dengan titik tolak kejadian yang
aktual. Tajuk rencana ditutup dengan kesimpulan yang mencerminkan pendapat
penulisnya. Tidak dapat dibantah, pendapat itu menjadi hak redaksi.
Suatu tajuk rencana yang baik tidak hanya
melontarkan kritik, tetapi memberikan jalan keluar mengenai suatu masalah atau
memberikan alternatif. Hal tersebut berarti penulis tajuk senantiasa harus
berfikir positif dan kritis.
5. Artikel
Tulisan yang berbentuk artikel itu seluruhnya
bersisi opini. Kalaupun ada fakta yang disajikan oleh penulisnya, itu hanya merupakan
dukungan terhadap opini yang dikemukakannya dan merupakan hasil pemikiran intelektual
penulisnya.
Dalam menulis artikel, seorang penulis atau wartawan
mendapat kebebasan yang penuh untuk mengembangkan pemikirannya, daya
analisisnya terhadap suatu hal tanpa harus dibatasi dengan fakta yang sedang
terjadi. Penting bagi penulis artikel adalah ia mampu untuk menyajikan gagasan
secara sistematis dan dengan kajian-kajian yang logis.
Teknik menuliskan artikel sama dengan tulisan umum
lainnya, yaitu dimulai dengan pendahuluan, pembahasan atau pengembangan, dan
ditutup dengan kesimpulan. Untuk menuliskan artikel, seseorang harus mendalami persoalan yang akan
dipaparkannya, kaya dengan wawasan dan didukung dengan bahan bacaan yang cukup.
Kalaupun gagasan yang dipaparkannya bukan gagasannya sendiri, tetapi gagasan
orang lain, penulis harus mampu menguji pendapat tersebut secara kritis.
6. Kolom
Sebenarnya
yang dimaksud dengan tulisan kolom dalam surat kabar atau majalah adalah
artikel, tetapi ada kekhasan kolom jika dibandingkan dengan artikel.
Tulisan-tulisan kolom selalu reflektif atau bersifat renungan. Tulisan dalam
bentuk ini tidak sekedar berupa pergumulan intelektual, tetapi juga menyangkut
emosi atau perasaan, spiritual bahkan kadang-kadang iman.
Dengan demikian, tulisan yang berbentuk kolom harus
mampu menggugah pembacanya untuk bercermin dengan tulisan itu, sehingga menarik
kesimpulan sendiri. Tulisan berbentuk kolom tidak pernah bertele-tele, tetapi singkat,
lugas, dan menarik. Ia cenderung mengajak pembacanya untuk menertawakan
sikap-sikap yang tidak wajar yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu,
sifatnya selau menyindir. Kalau pun ia
disarati dengan pesan yang berat, penulisannya selalu ringan dan lincah,
kadang-kadang lucu.
Teknik menuliskan kolom tidak berbeda dengan
penulisan artikel, feature
atau laporan, tetapi yang perlu diingat dalam menulis kolom, penulis harus
benar-benar menguasai masalahnya
sehingga ungkapan-ungkapan, perumpamaan atau contoh yang dipaparkan benar-benar
mendukung gagasan yang akan disajikan. Dalam hal ini, kedalaman berpikir
seseorang akan menentukan baik tidaknya kolom yang ditulisnya. Itulah sebabnya
di kalangan wartawan tidak banyak yang mampu menulis kolom dengan baik.
Tulisan kolom tidak mempunyai struktur tertentu,
misalnya ada bagian pendahuluan atau lead,
isi atau tubuh tulisan, dan penutup. Kolom langsung berisi tubuh tulisan, yaitu
berupa pengungkapan pokok bahasan dan
pendapat penulisnya tentang masalah tersebut. Judulnya pun biasanya singkat
saja, bahkan dapat hanya satu kata saja. (Komidi 2007).
Umumnya kolom di muat pada hari-hari tertentu,
misalnya Senin untuk olahraga, Selasa untuk kebudayaan dan kesenian, Rabu untuk
politik luar
dan dalam negeri atau
seterusnya. Oleh karena hari pemuatanya tetap, maka lama kelamaan kolom itu
juga mengarah pada spesialisasi isi. Banyak sedikitnya juga bergantung pada
minat penulisnya sendiri, dan pada lingkungan sumber informasinya dan cara
pengumpulan bahanya bisa sederhana dan juga bisa kompleks.
C.
PEMBAHASAN
DISKUSI
Diskusi tentang “Bentuk-Bentuk Tulisan Jurnalistik”
ini berjalan dengan cukup serius. Diskusi dipandu oleh Saudari Wirma sebagai
moderator dan Saudara Cici Sriana putri sebagai penyaji. Oleh karena yang
presentasi hanya dua orang, pembacaan materi dibagi menjadi dua bagian. Pertama
oleh Saudari Cici dan kedua oleh
moderator. Moderator merangkap sebagai
penyaji karena Harissa Yeri Oktiva, yang juga sebagai penyaji berhalangan hadir.
Selanjutnya, setelah pembacaan materi selesai.
Moderator membuka sesi pertama, yaitu sesi kritik dan saran. Namun, pada sesi
ini anggota diskusi tidak ada yang menambahkan atau berkomentar, baik itu tentang isi materi itu sendiri
maupun tentang tampilan slide pada power point yang telah dibuat. Oleh sebab itu, moderator membuka sesi
kedua yaitu sesi tanya jawab. Pada sesi tanya jawab ini moderator membuka tiga
pertanyaan. Pertanyaan pertama, diberi kesempatan kepada Saudari Tri Wasillah,
pertanyaannya, yaitu apakah maksud dari metodologi penelitian dan deviasi mesti
bisa diuraikan dengan jelas?, selanjutnya pertanyaan dari Saudari Fatimah,
pertanyaannya yaitu jelaskanlah jenis-jenis feature?,
dan yang terakhir pertanyaan dari Saudari Dianni Novalia, yaitu jelaskan maksud
dari tesis, premis, dan hipotesis pada tulisan ilmiah?.
Pertanyaan pertama dijawab oleh Saudari Cici.
Penjelasannya adalah sebagai berikut.
Maksud dari metode pada penulisan tulisan ilmiah
adalah cara-cara yang digunakan oleh seorang peneliti atau metode-metode apa saja yang digunakan
oleh peneliti untuk tulisannya agar tulisannya memenuhi syarat sebagai tulisan ilmiah.
Selanjutnya, pertanyaan saudari Siti dijawab
oleh Saudari Wirma. Penjelasannya adalah sebagai berikut.
Menurut Wolseley dan Campbell dalam Exploring Journalism (Assegaf, 1983:56),
paling tidak terdapat enam jenis feature yang dikenali sehari-hari: (1) feature minat insani (human interest feature), (2) feature sejarah (historycal feature),
(3) feature
biografi (biografical feature), (4) feature perjalanan (travelogue feature), (5) feature yang mengajarkan suatu keahlian atau petunjuk (how to do feature), dan (6) feature ilmiah (scientific feature).
1. Feature
Minat Insani (Human Interest Feature)
Feature
jenis ini terutama dimaksudkan untuk mengaduk-aduk perasaan, suasana hati, dan
bahkan menguras air mata khalayak. Human
interest feature termasuk yang paling efektif dalam menyentuh wilayah
intuisi, emosi, dan psikologi khalayak yang anonim dan heterogen. Human interest feature tak hanya
berhubungan dengan manusia. Dunia flora dan fauna pun termasuk di dalamnya.
2. Feature
Sejarah (Hystorycal Feature)
Feature
sejarah berusaha untuk melakukan
rekonstruksi peristiwa tidak saja dari sisi fakta benda-benda tetapi juga
mencakup aspek-aspek manusiawinya yang selalu mengundang daya simpati dan
empati khalayak.
3. Feature
Biografi (Biografical Feature)
Feature
biografi atau tentang riwayat perjalanan hidup seseorang terutama kalangan
tokoh seperti pemimpin pemerintahan dan masyarakat, public
figure, atau mereka yang selalu mengabdikan hidupnya untuk negara, bangsa,
atau sesuatu yang bermanfaat bagi peradaban manusia, senantiasa mendapat tempat
yang terhormat di berbagai perpustakaan kampus dan sekolah di seluruh dunia.
4. Feature
Perjalan (Travelogue Feature)
Feature
yang mengajak pembaca, pendengar, atau pemirsa untuk mengenali lebih dekat
tentang suatu kegiatan atau tempat-tempat yang dinilai memiliki daya tarik
tertentu, disebut feature perjalanan.
Sesuai dengan namanya, feature
perjalanan merupakan kisah perjalanan wartawan atau seseorang bersama
kelompoknya ke objek-objek tertentu yang menarik seperti hutan, lembah, laut,
danau, pantai, gua, termasuk juga objek-objek wisata peniggalan sejarah. Feature jenis ini terutama dimaksudkan
untuk memberi informasi serta memotivasi khalayak untuk mengenali dan mencintai
alam, flora, dan fauna.
5. Feature
Petunjuk Praktis (How To Do Feature)
Feature
yang menuntun atau mengajarkan tentang bagaimana melakukan atau mengerjakan
sesuatu, disebut feature petunjuk praktis atau how to do.
6. Feature
Ilmiah (Scientific Feature)
Feature
yang mengungkap sesuatu yang berkaitan dengan dunia ilmu pengetahuan, disebut feature ilmiah. Feature yang menceritakan kloning domba di Inggris, kisah
penelitian tentang habitat simpanse di Kalimantan, kisah penelitian alam bawah
samudera oleh para ilmuwan LIPI di Jepang, merupakan feature ilmiah yang amat mengasyikkan untuk dibaca, didengar, atau
ditonton. Feature ilmiah biasanya
lebih banyak tampil di televisi daripada di radio dan majalah.
Pertanyaan selanjutnya mengenai
maksud dari tesis, premis, dan hipotesis dijawab oleh Saudari Cici.
Penjelasannya, yaitu hipotesis itu sepengetahuan penulis adalah dugaan-dugaan
sementara yang ada dalam pikiran peneliti untuk mengarah kepada kebenaran
berdasarkan apa yang dilihat di lapangan.
Setelah pertanyaan dijawab oleh
penyaji, Ibu Dosen pembimbing, Dewi Anggraini, menambahkan penjelasan berupa
tambahan dan sanggahan mengenai pertanyaan nomor tiga dan pertanyaan pertama.
Penjelasannya adalah sebagai berikut.
Sebenarnya tulisan ilmiah yang
dibahas oleh kelompok penyaji tidak termasuk ke dalam bentuk-bentuk tulisan
jurnalistik. Bentuk tulisan ini di dalamnya menggunakan bahasa ilmiah yang
tidak semua orang mengerti dengan bacaan tersebut sedangkan bahasa jurnalistik
cenderung mudah dimengerti oleh pembaca. Namun, ada juga tulisan-tulisan ilmiah
ini yang dimuat dalam surat kabar, tetapi kata-katanya diubah dan diolah lagi
sehingga bahasanya mudah dimengerti seperti bahasa jurnalistik, namun
kekurangannya, yaitu tidak semua orang membaca tulisan tersebut. Hanya
orang-orang yang berkepentingan dan tulisan tersebut berhubungan dengan dunia
kerjanya saja yang membacanya.
Sehubungan dengan pertanyaan pertama
tadi tentang metode, metode adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti dan
dituliskan dalam tulisannya. Begitu juga tesis, hipotesis, dn premis ini
ditulis dalam tulisan ilmiah yang tidak termasuk dalam tulisan jurnalistik.
Setelah semua pertanyaan terjawab,
moderator membuka satu sesi pertanyaan lagi. Pertanyaan diajukan oleh Saudara
Agung Permadi, yaitu jelaskan jenis-jenis dari pers releas? Namun, pertanyaan ini tidak dapat dijawab oleh penyaji
dan pertanyaan diambil alih oleh Ibu Dewi Anggraini.
Pears
lereas ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat. Pears lereas ini tidak wartawan yang menuliskan beritanya, tetapi
informasi dituliskan oleh sumber informasi atau informan itu sendiri. Dalam
mendapatkan informasi, wartawan tidak mencari informasi, namun informan itu
sendiri yang datang untuk memberikan informasi.
Selanjutnya, diskusi diambil alih
oleh dosen pembimbing. Pertanyaan ini
diajukan oleh Saudara M. Riski. Pertanyaannya, yaitu apakah menurut penyaji apakah biografi itu
termasuk feature atau profil?
Pertanyaan tersebut dijelaskan oleh Ibu Dewi Anggraini. Penjelasannya, yaitu
biografi itu memang termasuk feature karena tulisan yang memuat tentang seorang
tokoh yang terkenal atau penting, di dalamnya berisi tentang hal-hal yang
berhubungan dengan orang tersebut. Jadi, biografi itu termasuk ke dalam
feature.
Setelah penjelasan dari Dosen pembimbing
selesai, diskusi ditutup oleh moderator dengan membacakan Alhamdulillah.
D.
SIMPULAN
Bentuk-bentuk tulisan
jurnalistik terbagi atas lima, yaitu, berita, reportase, feature, artikel, dan
kolom. Bentuk-bentuk tulisan jurnalistik sangat berbeda dengan tulisan ilmiah.
Tulisan jurnalistik ini menggunakan bahasa jurnalistik yang mudah dipahami oleh
pembaca. Selain itu juga, tulisan jurnalistik tidak menggunakan bahasa yang
hanya dimengerti oleh sebagian pembaca. Oleh karena itu, tulisannya lebih
menggunakan bahasa sehari-hari, bahasa yang bisa dibaca oleh semua kalangan,
baik itu kalangan pelajar, maupun masyarakat umum.
Selain itu, ada juga tulisan-tulisan
ilmiah ini yang dimuat dalam surat kabar, tetapi kata-katanya diubah dan diolah
lagi sehingga bahasanya mudah dimengerti seperti bahasa jurnalistik, namun
kekurangannya, yaitu tidak semua orang membaca tulisan tersebut. Hanya
orang-orang yang berkepentingan dan tulisan tersebut berhubungan dengan dunia
kerjanya saja yang membacanya.
Setelah membaca makalah tulisan
jurnalistik ini, semoga pembaca dapat memperoleh manfaat dan memperoleh informasi tentang hal-hal yang dapat
memperluas wawasannya tentang dunia jurnalistik dan menjadikannya sebagai
panduan dan pedoman jika ingin membuat tulisan-tulisan jurnalistik agar tidak
salah dalam memaknai jenis masing-masingnya.